Warung Kopi yang merupakan salah satu bisnis yang lagi nge-hits saat ini, khususnya di Jawa Timur dan termasuk Kabupaten Bojonegoro
Oleh: M. Boy Singgih Gitayuda
(Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura)
Tanggal 15 maret 2020 Pemerintah Indonesia menghimbau agar seluruh instansi menerapkan Work From Home (WFH) yakni bekerja dari rumah, tentu dengan mekanisme masing-masing Instansi. Seruan social distancing yakni menjaga jarak antar orang di area publik hingga pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Serangkaian peristiwa akibat merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia tentu berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan di Tanah Air, salah satu dampak yang paling dirasakan adalah pada aspek ekonomi. Covid-19 sangat mengganggu proyeksi ekonomi Indonesia yang sangat mengandalkan sektor pariwisatanya sebagai leading sector pertumbuhan ekonominya. Dampak ini dirasakan berawal pada 21 Januari 2020 saat Pemerintah Cina mulai melarang melarang perjalanan wisata dari Negara mereka ke luar negeri, termasuk perjananan ke Indonesia. Hal ini otomatis sangat berdampak pada berkurangnya jumlah turis mancanegara yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia, melalui website-nya www.kemenparekraf.go.id, tercatat bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk bulan Desember 2019 berjumlah 1.377.067 kunjungan dimana berdasarkan negara asal wisatawan mancanegara tersebut, jumlah kunjungan tertinggi untuk negara ASEAN yaitu wisatawan berasal dari Malaysia sejumlah 239.783 kunjungan, sementara untuk negara Asia wisatawan asal Cina adalah dengan jumlah tingkat kunjungan tertinggi di Indonesia dengan 154.175 kunjungan.
Berdasarkan fakta ini tentu akan berpengaruh pada ancaman turunnya devisa Negara. Belum lagi sampai saat ini beberapa Negara terdampak pandemi Covid-19 melakukan kebijakan lockdown yakni kebijakan sebuah Negara yang membatasi akses keluar dan masuk di Negara tersebut, dimana ini pasti berdampak pada aspek ekonomi di Indonesia terutama ekspor dan Impor. Dari sedikit ulasan diatas sudah terlintas bagaimana dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap perekonomian di Indonesia.
Lantas seburuk itukah dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian Indonesia? Adakah harapan yang tetap muncul di tengah pandemi covid-19 ini? Jawabannya adalah iya ada. Warung Kopi adalah jawabannya, Dr. Hernita Sahban, S.E., M.M. dalam bukunya yang berjudul Menembus Badai UMKM, menyampaikan bahwa dunia mengakui bawasannya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.
UMKM sangat penting karena karakteristik utama mereka yang berbeda dari usaha besar, yakni UMKM adalah usaha padat karya, terdapat di semua lokasi terutama di pedesaan, lebih tergantung pada bahan-bahan baku lokal, dan penyedia utama barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah.
Hal senada juga disampaikan oleh Rohmad Hadiwijoyo, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Direktur CIDES (Center for Information and Development Studies), pada suatu kesempatan di tahun 2012 pernah menyampaikan bahwa ada tiga faktor yang membuat UMKM bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang krisis. Yakni yang pertama Pertama, umumnya UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat, sehingga masryarakat langsung yang memanfaatkan atau menikmati produk atau jasanya.
Kedua, pelaku UMKM umumnya memanfaatkan sumber daya lokal, baik itu untuk sumber daya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan, artinya tidak terpengaruh impor, dan yang ketiga adalah umumnya bisnis UMKM tidak ditopang dana pinjaman dari bank, melainkan dari dana sendiri, sehingga tidak begitu terpengaruh dengan naik turunnya suku bunga. Hal inilah yang meyakinkan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan solusi ditengah gempuran kondisi perekonomian seperti yang terjadi saat ini
Warung Kopi yang merupakan salah satu bisnis yang lagi nge-hits saat ini, khususnya di Jawa Timur dan termasuk Kabupaten Bojonegoro di dalamnya yang menjadi objek sampel penulisan artikel ini, ada ratusan bahkan mungkin ribuan warung kopi yang ada di Bojonegoro, disadari atau tidak pasti ada dampak yang dirasakan dengan merebaknya pandemi Covid-19 saat ini. Seperti dirasakan oleh beberapa warung kopi di Bojonegoro, dimana fenomena pandemi Covid-19 ini adalah fenomena yang pertama mereka rasakan selama mereka mulai menjalankan bisnisnya sampai sekarang ini.
Adanya pandemi Covid-19 ini sedikit banyak merubah beberapa hal teknis mengenai usahanya, karena harus beradaptasi dengan kondisi sosial terkini dan tentu mengikuti anjuran pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat. Satu diantaranya yang harus berubah adalah jam operasional usaha warung kopinya, jika awalnya warung kopi di Kabupaten Bojonegoro rata-rata buka mulai pukul 10.00 wib atau bahkan ada beberapa yang buka lebih pagi lagi sampai dengan rata-rata tutup pukul 00.00 wib dinihari atau bahkan banyak pula yang sampai pukul 2 atau 3 dinihari kali ini harus berubah mengikuti anjuran pemerintah yakni menjadi hanya maksimal sampai pukul 21.00 wib saja.
Lalu apakah hal ini berpengaruh terhadap sisi perekonomian usaha yang mereka jalani, yakni omzet usaha warung kopinya? Sampai dengan saat ini ditengah merebaknya pandemi Covid-19 mereka mengungkapkan bahwa omzetnya masih tetap stabil. Mereka mengungkapkan sampai saat ini hal tersebut tidak mempengaruhi omzet usahanya karena para pelanggannya juga ikut beradaptasi dengan perubahan jam operasional yang baru, dimana pelanggannya secara bergantian dan tidak terlalu berlama-lama nongkrong, karena menyadari bahwa jika terlalu banyak kerumunan akan mendapat teguran dari petugas setempat.
Hal tersebut terjadi sejalan dengan pandangan Rochmawan (2008:4) yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang banyak, beraneka ragam, dan terus bertambah sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan saat ini tren ngopi sudah merupakan sebuah kebutuhan gaya hidup masyarakat Indonesia. Sukirno (2001:34) sebagaimana dikutip oleh Rahmat Gunawijaya dalam artikelnya yang berjudul Kebutuhan Manusia Dalam Pandangan Ekonomi Kapitalis Dan Ekonomi Islam mengungkapkan bahwa kebutuhan merupakan keinginan manusia terhadap barang dan jasa yang harus terpenuhi, dan akan ada dampak negatif jika keinginan tersebut tidak dipenuhi.
Oleh karena itu kegiatan ekonomi mengarah kepada pemenuhan tuntuan konsumsi bagi manusia. Sebab mengabaikan konsumsi berarti mengabaikan kehidupan dan juga mengabaikan penegakan masusia terhadap tugasnya dalam kehidupan, sebagaimana pernah diungkapkan oleh Sitepu dalam Jurnal Persfektif Ekonomi Islam (2016:92). Beberapa teori tersebut merupakan teori yang mendasari fakta bahwa mengapa warung kopi masih tetap eksis dalam pandemi Covid-19.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut semakin menguatkan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat tahan banting terhadap goncangan ekonomi yang terjadi di suatu Negara. Peristiwa pandemi Covid-19 ini akan menjadi pelajaran berharga bahwa ada solusi bagi sebuah Negara untuk tetap menjaga kestabilan perekonomiannya dari segala kemungkinan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi serta mungkin mengganggu perekonomian sebuah Negara, dan UMKM dengan contoh eksistensi warung kopi di tengah pandemi ini bisa menjadi bukti serta siap untuk menghadapi new normal era.